Jumat, 26 November 2010

BURAQ........ato Pegasus???

Dalam membahas makhluk yang satu ini, memang sedikit membuat orang sering menyalah artikan pengertian yang ada. mari kita bandingkan pengertian makhluk ini dalam dua arti.

kita berbalik lagi meneliti semua sejarah yang pernah ditorehkan oleh umat manusia sebelum kita lahir. entah abad keberapa sebelum masehi, tapi semua pasti pernah belajar tentang sejarah dan bisa menterjemahkannya secara nalar.

yuk kita bahas sedikit demi sedikit, mudah mudahan tidak ada yang melenceng dari penjabaran materi yang akan kita bedah ini. karena kesempurnaan hanya milik Alloh, jadi mohon maaf ye bila ada salah salah kate.....hihihi

Dalam mitologi Yunani, Pegasus (Yunani: Πήγασος (Pégasos)) adalah seekor kuda bersayap yang merupakan putra Poseidon dan Medusa. Poseidon memperkosa Medusa sehingga Athena mengubah Medusa menjadi monster. Suatu hari Perseus, dengan dibantu oleh Athena, berhasil memnggal kepala Medusa, dan dari darah Medusa terlahir Pegasus.

Pegasus membantu Bellerofon sang pahlawan dalam perlawanannya melawan Chimaera dan bangsa Amazon. Suatu ketika, Bellerofon mencoba menerbangkan pegasus ke Olympus sehingga para dewa menghukumnya dan menjatuhkan Bellerophon dari Pegasus. Sejak saat itu, Pegasus menjadi pembawa petir untuk Zeus.

Kata "pegasus” kini digunakan untuk merujuk kepada segala macam kuda bersayap secara umum.

Nah.......setelah kita membahas sedikit tentang makhluk ini dilihat dari pengertian orang-orang yunani, sekarang kita bahas dengan pengeertian Islami.

Istilah buraq mungkin berasal dari istilah barqu yang berarti kilat sebagaimana terdapat pada QS. Al Baqarah ayat 20,

Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Kuasa atas segala sesuatu.

Dengan perubahan istilah barqu menjadi buraq, Nabi Muhammad SAW hendak menyampaikan kepada kita bahwa kendaraannya itu memiliki kecepatan di atas sinar. Suatu kendaraan dengan kecepatan yang sangat jauh meninggalkan teknologi yang sudah kita capai sekarang ini. (Sumber: ’Isra dan Mi’raj’ oleh Armansyah, 20 Agustus 2006, www.swaramuslim.com).

Berdasarkan penyelidikan, kilat atau sinar bergerak sejauh 186.000 mil atau 300 km per detik. Bila diketahui jarak matahari dari bumi sekitar 93.000.000 mil, maka diperlukan waktu dilintasi oleh sinar dalam 8 menit.

Sedangkan untuk menerobos garis tengah jagat raya memerlukan waktu 10 milyar tahun cahaya, dengan melalui galaksi-galaksi, yang selanjutnya menuju kulit bola alam raya. (Sumber: S. Anwar Effendie, Isra’ Mi’raj, Perjalanan Ruang Waktu dalam Kaitannya dengan Penciptaan Alam Raya, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1993).

kecepatan buraq, berkali-kali lipat daripada kecepatan kilat, bahkan melebihi kecepatan malaikat sekalipun. Dengan demikian, wajarlah bila dikatakan, peristiwa Isra’ Mi’raj diperjalankan oleh Allah sebagaimana ditunjukkan dalam QS. Al Isra’ ayat 1,
Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Subhanalloh...........manusia mungkin belum bisa memikirkan secara nalar peristiwa yang sangat menakjubkan itu, namun itulah bukti kekkuasaan Alloh yang Maha Segalanya.

Setelah membongkar sedikit demi sedikit pengertian menurut beberapa sumber, silahkan anda semua menilai dengan bijak apa yang sebenarnya masuk kedalam nalar kita.

sejarah tetaplah sejarah, sejarah tak bisa diubah dan tak bisa berulang kembali.