
kata itu tak henti aku ucap dalam hati, setiap ku tatap wajahnya yang selalu tersenyum saat ku pulang. Wajah itu yang dulu gagah dan menawan.....kini sudah mulai menua mengikuti usianya yang hampir setengah abad.
ayah yang selalu menanamkan rasa tanggung jawab dan kemandirian dalam diriku ini, kini harus melepasku jauh dari pandangannya hanya agar aku bisa sukses meraih semua citaku. aku memang anak perempuan satu-satunya dikeluargaku, dan turunan cwe satu-satunya juga dikeluarga ayahku. smua harapan seperti tertumpu padaku, mereka berharap aku menjadi orang yang paling bahagia.
Saat satu kesalahan besar kulakukan, serasa runtuh dunia ini....kutatap sedih dan kecewa diwajahmu Ayah......
walau tak pernah kau berucap, tapi kekecewaan itu terpancar dimatamu. karena mata tak bisa menyembunyikan perasaan terdalammu.
aku bertemu dengan orang yang salah, sampai hatimu tak mengijinkanku bersamanya. namun ego anak muda kala itu sangat tak mau mendengar ucapan dan nasehat siapapun termasuk nasehatmu. kini diri ini pun terluka dan kutahu kata-katamu dulu adalah yang terbaik, namun tak pernah kuindahkan katamu itu ayah....
Saat anakmu terluka, kaulah yang pertama kali memelukku meringankan segala luka dihati menghiburku saat semua orang menyalahkanku.
Ayah..oh ayah.....
tak sanggup lagi aku lukai hatimu, takkan lagi ku lalaikan smua nasehatmu....
kau memang Ayah terhebat yang kumiliki, untuk adik-adikku dan untuk ibuku...
Semoga kudapatkan pendamping hidup sebaik dan sehebat dirimu AYAH.